Pejuang atau Penjual Agama ?

Selepas di gunakan dalam video live untuk memburuk2kan pihak lawan , orang ini di gunakan pula untuk menyebarkan sentimen agama ketika menjelang hari pengundian . Samada ia di lakukan secara berseorangan atau cuma menjadi alat perantara kepada pihak lain , ia adalah perbuatan yang keji . Mengapi2kan manusia demi mendapat sokongan adalah amat keji lagi hina
Mengapa mereka bercakap mengenai agama di waktu tarikh pengundian semakin hampir ? Adakah sebelum ini mereka benar2 sayang dgn agama mereka ? Adakah mereka benar2 patuh dan taat dgn agama mereka ?
Jika mereka benar2 taat dgn agama , mengapa mereka tetap menyokong kebatilan di dalam negara ini ? Mengapa mereka suka mencarut dan biadab ? Mengapa mereka suka mengaibkan orang lain ? Mengapa mereka suka mencela orang lain ? Mengapa mereka suka menfitnah ? Adakah ini yang di ajar oleh agama kepada mereka ?
Sekali lagi di soal , benarkah mereka yang membuka cerita mengenai agama menjelang hari pengundian ini adalah orang yg benar2 sayang kepada agama mereka ? Adakah mereka pernah cermin wajah mereka sebelum bercakap mengenai isu sayangkan agama ?
Akhirnya kita sedar , mereka ini menjual agama untuk kuasa . Semoga Allah berikanlah sesuatu kepada mereka ini dalam tempoh terdekat agar mereka berhenti dari menjual agama untuk kuasa . Jangan sesekali fikir Allah tidak mengetahui apa yang ada dalam hati mereka . Kepada sesiapa yang rajin , buatlah solat hajat agar racun keji mereka tidak berkesan kepada pembaca
Selamat Malam
Rayyan Adam
23 April 2018

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

KISAH KEBANGKITAN CHINA

  KISAH KEBANGKITAN CHINA Sejak kebelakangan ini kita di sogokkan oleh berita2 antarabangsa khususnya mengenai Perang Dagang antara Amerika Syarikat dan China. Kita boleh melihat bagaimana ketegangan yang di sebabkan kedua negara ini seakan menghidupkan kembali persaingan antara dua kekuatan besar dunia. Persaingan menjadi semakin nyata apabila AS mengumumkan berbagai tarif baru, khususnya untuk komoditi berasal dari China, yang dengan segera di balas hal yang sama oleh China. Semakin hari permasalahan ini menjadi semakin parah. Jumlah komoditi dagang yang di kenakan tarif oleh kedua negara tersebut semakin banyak. Akhir2 ini kita bahkan melihat bagaimana AS berusaha melawan pengaruh China, dengan membataskan, perusahaan2 berdasarkan teknologi berasal dari China, seperti Huawei, dan ZTE. Hal ini mungkin mengingatkan kita kepada persaingan perang dingin pada suatu ketika dahulu di antara AS dan Soviet. Mereka pernah berlumba2 menakluki angkasa dalam sebuah persaingan yang sengit, da...
Read more

SWEET MEMORY

February 2020 will always leave a sweet memory. Two years of struggled to clarify that PH had deviated far from their original promises before winning and becoming a government. However, as always, humans do not like to hear the truth. They prefer compliments and delusions. Much grief was experienced during the PH period celebrating their power. At that time, I still did not know and understood the real thing of Tan Sri Muhyiddin Yasin's mind. It is thought that he cannot function as a Minister due to his calm attitude. This is where the saying goes again that silent people are harder to interpret their thoughts than those who like to make a noise like empty cans. Everything changed in February 2020. Only then did I know and understand Muhyiddin's thoughts. It looks in line with me. Moreover from there, without hesitation and worry, I changed my stand against him. Perhaps for others, shallow-minded people feel it is a betrayal or u-turn. Nevertheless, we can not entertain what ...
Read more

THE STORY OF GRIEF

This morning is reading an expression of the heart of a friend FB about his nation. Our thoughts are the same. Highly educated, fluent in English but loves to write and speak in his mother tongue. The symbol of Malay identity is high. His expression was very accurate. It is the expression of the same heart by Zaaba, Dato Onn Jaafar Yusof (founder of Utusan Melayu) and, Dr Mahathir before he began to be amazed by the DAP. However, Dato Onn and Dr Mahathir are not a Malay identity. One Turkish mixed blood and another Indian mixture. We should have this as a Malay identity required is more to the fore of the Malay blend in championing and defending our nation's fate. But sadly, those are all empty dreams. They are today busy raising foreign nations and condemning their government without end. And this opportunity is taken as wide as possible by foreigners to underestimate further this weak nation. Malay heartbreaking stories never ended since there 500 years ago. China once lost Hong ...
Read more